Postingan

Menampilkan postingan dengan label kematian drona

Kisah Penyebab Kematian Pangeran Utara Dalam Perang Baratayuda

Gambar
Setelah Peristiwa kemenangan Arjuna atas serangan Hastinapura di kerajaan Wirata telah membuat Pangeran Utara berubah menjadi seorang yang pemberani. Ia ikut terjun dalam perang besar di Kurukshetra membantu pihak Pandawa. Dalam perang hari pertama, pangeran Utara telah membunuh banyak prajurit Kurawa. Namun sebelum Matahari terbenam pada Perang Baratayuda hari pertama, Pangeran Utara melihat kelicikan dari pihak Kurawa yang telah mengeroyok Pangeran Yudistira beradu Gada, di sisi lain Raja Salya menyerang Yudistira dari kejauhan atas desakan Sengkuni. Pangeran Utara mencoba membantu dan menghadang serangan dari Raja Salya yang telah melemparkan senjatanya ke arah pangeran Yudistira. Namun naas, senjata dari raja Salya yang ditujukan kepada Pangeran Yudistira telah mengenai Pangeran Utara dan menancap di dadanya. Seketika Pangeran Utara tumbang dan Utara gugur di tangan Salya raja dari Kerajaan Madra. Kematian Utara membuat saudaranya yang bernama Sweta mengamuk dan membunuh banyak mus

Sejarah Penyebab Kematian Raja Drupada dan Wirata Dalam Perang Baratayudha

Gambar
Drupada adalah putra dari Prisata, raja Kerajaan Pancala. Sewaktu muda ia belajar bersama dengan Drona, seorang brahmanamiskin putra Baradwaja. Keduanya pun menjalin persahabatan akrab. Bahkan Drupada berjanji jika kelak ia menjadi raja menggantikan ayahnya, Drona akan diberinya sebagian dari wilayah Pancala. Drupada akhirnya benar-benar menjadi raja Pancala sepeninggal ayahnya. Sementara itu, Drona menikah dengan Krepi adik perempuan Krepa, seorang brahmana di Kerajaan Kuruatau Hastinapura. Drona yang telah menikah dengan Krepi dikaruniai seorang putra bernama Aswatama. Demi untuk mencukupi makanan istri dan anaknya yang masih kecil, Drona datang ke Pancala meminta Drupada menepati janji persahatannya dulu. Namun, Drupada justru menghina Drona dengan mengatakan kalau persahabatan hanya berlaku di antara orang-orang yang sederajat. Drona kecewa dan menetap di Hastinapura. Di sana ia menjadi guru para pangeran Korawadan Pandawa. Beberapa tahun kemudian, Drona mengirim para Korawa untuk