Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pemberontakan PKI Madiun

TRAGEDI Pembantaian G-30 S PKI Plosoklaten KEDIRI

Gambar
Setelah pembersihan Pki oleh TNI AD di wilayah Jakarta, Jawa Tengah, Madiun, Ponorogo, Malang dan Tulung Agung. Pimpinan daerah Partai Komunis Indonesia (PKI) yang lolos dari kejaran Tentara AD, mereka melarikan diri ke KEDIRI dan membuat markas di Plosoklaten. Mereka menguasai Hampir Seluruh Kecamatan Plosoklaten dan membawa pengaruh kuat terhadap masyarakat. TRAGEDI PLOSOKLATEN Sebelum terjadi Pembantaian besar-besaran di Kediri, khususnya di wilayah Plosoklaten terdapat Tragedi mengerikan yang membuat masyarakat dan Ansor Murka terhadap PKI dan memicu terjadinya Pembantaian terhadap PKI. Pristiwa itu terjadi kepada 2 Orang Pemuda, yang satu bernama JAINUDIN pemuda dari Dusun Dermo, desa Pranggang dan yang kedua bernama MURSYID Pemuda Santri asal Dusun Mloko, desa Jarak. 1- PEMBUNUHAN JAINUDIN ( Pemuda Dermo ) Tragedi berdarah ini terjadi saat Jainudin sedang mengairi sawahnya di sebelah barat pasar Dermo, kemudian datanglah segrembolan anggota pki dari Spawon yang sedang berpatroli

Sejarah Penumpasan dan Pembantaian PKI Di Madiun Jawa Timur

Gambar
Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah pemberontakan komunis yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kota Madiun. Pemberontakan ini dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-partai kiri lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama "Front Demokrasi Rakyat" (FDR). Pemberontakan ini diawali dengan jatuhnya kabinet RI yang pada waktu itu dipimpin oleh Amir Sjarifuddin karena kabinetnya tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville. Lalu dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut. Dalam sidang Politbiro PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948, Musso, seorang tokoh komunis Indonesia yang lama tinggal di Uni Soviet (sekarang Rusia) ini menjelasan tentang “pekerjaan dan kesalahan partai dalam dasar organisasi dan politik” dan menawarkan gagasan yang disebutnya “Jalan Baru