Postingan

Menampilkan postingan dengan label kematian Kurawa

Kisah Kehidupan Pandawa Lima Setelah Perang Baratayudha

Gambar
Setelah perang besar Baratayudha berakhir dengan kemenangan di pihak Pendawa lima, maka mereka pun boyongan kembali ke singgasana kerajaan Astina pura. Saat itu seluruh Korawa yang berjumlah 100 orang sudah tamat riwayatnya tewas dalam perang besar tersebut. Mereka sebagai simbol angkara murka/ketamakan. Sedangkan Pendawa lima sebagai simbol kebaikan/keutamaan tetap utuh lima. Saat itu para pendawa lima sudah mulai memasuki usia senja. Habis perang bukannya mereka pesta pora mereyakan kemenangan, tetapi malah prihatin bahkan menagis dalam hati, karena seluruh anak-anak pendawa gugur dalam perang besar itu. Padahal merekalah yang diharapkan sebagai penerus dan pewaris negara astina yang luas sekali wilayahnya. Ketika mereka dalam suatu pertemuan dan membahas masalah masa depan negara tersebut, dan dalam puncak kesedihannya, maka Kresna sebagai konsultan Pandawa mengingatkan bahwa itu semua sudah kodrat yang memang harus terjadi. Ia menceritakan ulang peristiwa ketika Arjuna dengan gela

Sejarah Perang Baratayudha Hari Ke Tiga (ke-3), Kisah Mahabharata

Gambar
Pada perang di hari ketiga, Bisma memberi instruksi agar pasukan Korawa membentuk formasi burung elang dengan dirinya sendiri sebagai panglima berada di garis depan sementara tentara Duryodana melindungi barisan belakang. Bisma ingin agar tidak terjadi kegagalan lagi. Sementara itu para Pandawa mengantisipasinya dengan membentuk formasi bulan sabit dengan Bima dan Arjuna sebagai pemimpin sayap kanan dan kiri. Pasukan Korawa menitik beratkan penyerangannya kepada Arjuna. Kemudian kereta Arjuna diserbu oleh berbagai panah dan tombak. Dengan kemahirannya yang hebat, Arjuna membentengi keretanya dengan arus panah yang tak terhitung jumlahnya. Abimanyu dan Satyaki menggabungkan kekuatan untuk menghancurkan tentara Gandara milik Sangkuni. Bima dan putranya, Gatotkaca, menyerang Duryodana yang berada di barisan belakang. Panah Bima melesat menuju Duryodana yang menukik di atas keretanya. Kusir keretanya segera membawanya menjauhi pertempuran. Tentara Duryodana melihat pemimpinnya menjauhi per

Kisah Penyebab Kematian Pangeran Utara Dalam Perang Baratayuda

Gambar
Setelah Peristiwa kemenangan Arjuna atas serangan Hastinapura di kerajaan Wirata telah membuat Pangeran Utara berubah menjadi seorang yang pemberani. Ia ikut terjun dalam perang besar di Kurukshetra membantu pihak Pandawa. Dalam perang hari pertama, pangeran Utara telah membunuh banyak prajurit Kurawa. Namun sebelum Matahari terbenam pada Perang Baratayuda hari pertama, Pangeran Utara melihat kelicikan dari pihak Kurawa yang telah mengeroyok Pangeran Yudistira beradu Gada, di sisi lain Raja Salya menyerang Yudistira dari kejauhan atas desakan Sengkuni. Pangeran Utara mencoba membantu dan menghadang serangan dari Raja Salya yang telah melemparkan senjatanya ke arah pangeran Yudistira. Namun naas, senjata dari raja Salya yang ditujukan kepada Pangeran Yudistira telah mengenai Pangeran Utara dan menancap di dadanya. Seketika Pangeran Utara tumbang dan Utara gugur di tangan Salya raja dari Kerajaan Madra. Kematian Utara membuat saudaranya yang bernama Sweta mengamuk dan membunuh banyak mus

Sejarah Penyebab Kematian Raja Drupada dan Wirata Dalam Perang Baratayudha

Gambar
Drupada adalah putra dari Prisata, raja Kerajaan Pancala. Sewaktu muda ia belajar bersama dengan Drona, seorang brahmanamiskin putra Baradwaja. Keduanya pun menjalin persahabatan akrab. Bahkan Drupada berjanji jika kelak ia menjadi raja menggantikan ayahnya, Drona akan diberinya sebagian dari wilayah Pancala. Drupada akhirnya benar-benar menjadi raja Pancala sepeninggal ayahnya. Sementara itu, Drona menikah dengan Krepi adik perempuan Krepa, seorang brahmana di Kerajaan Kuruatau Hastinapura. Drona yang telah menikah dengan Krepi dikaruniai seorang putra bernama Aswatama. Demi untuk mencukupi makanan istri dan anaknya yang masih kecil, Drona datang ke Pancala meminta Drupada menepati janji persahatannya dulu. Namun, Drupada justru menghina Drona dengan mengatakan kalau persahabatan hanya berlaku di antara orang-orang yang sederajat. Drona kecewa dan menetap di Hastinapura. Di sana ia menjadi guru para pangeran Korawadan Pandawa. Beberapa tahun kemudian, Drona mengirim para Korawa untuk

Kisah Penyebab Kematian Drestadyumna Dalam Perang Baratayudha

Gambar
Drestadyumna merupakan kakak bagi Dropadi dan Srikandi, keturunan Raja Drupada yang berasal dari Kerajaan Panchala. Ia berada di pihak Pandawa saat perang di Kurukshetra. Dialah yang membunuh Resi Drona. Saat Sang Resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataanya, sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putera Aswatama, Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi Drona. Dengan taktik Kresna juga, Begawan Drona, ayah Aswatama meninggal di tangan Drestadyumna putera Raja Drupada dari kerajaan Panchala. Kresna meminta Bima untuk membunuh gajah bernama Aswatama. Sebelum perang dimulai Begawan Drona pernah berkata bahwa ia tidak akan mengangkat senjata jika menerima kabar buruk dari orang yang diakui kejujurannya. Bima melakukan perintah Kresna, ia membunuh gajah bernama Aswatama, setelah itu ia teriak sekeras-kerasnya, bahwa Aswatamatelah tewas. Kabar itu terdengar oleh Begawan Drona, maka ia pun bertanya kepada Yudhistira yang terkenal akan kejujurannya,