Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pemberantasan PKI Madiun

Kisah Pembantaian dan Pemberantasan PKI Di Wilayah Jawa Timur

Gambar
Setelah Pristiwa penculikan Para Jendral di JAKARTA, anggota PKI yang lolos dari pembersihan pasukan TNI. Mereka melarikan diri ke wilayah Jawa Timur seperti ke Madiun, Kediri, Malang dan Blitar. Aksi sadis oleh PKI ini berpuncak pada pembunuhan terhadap Pelda Sudjono di Bandar Betsy. Dengan menggunakan cangkul, linggis, pentungan, dan kapak sekitar 200 orang BTI membantai perwira itu. Pembantaian terhadap anggota militer itu mendapat reaksi keras dari Letjen A Yani. Tokoh-tokoh PKI yang mendalangi kemudian diproses secara hukum. Namun hal itu makin menambah keberanian PKI dalam melakukan aksi sepihak. PKI yang merasa kuat, kemudian melakukan intervensi ke bidang politik dengan merekayasa suatu "kebulatan tekad" dari organisasi se-aspirasi mereka. Pada Tanggal 6 Januari 1965, organisasi se-aspirasi PKI seperti SB/SS Pegawai Negeri, Lekra, Gerwani, Wanita Indonesia, Pemuda Indonesia, Germindo, Pemuda Demokrat, Pemuda Rakyat, BTI dan sebagainya mengadakan pertemuan umum di Sema

Sejarah Penumpasan dan Pembantaian PKI Di Madiun Jawa Timur

Gambar
Pemberontakan PKI 1948 atau yang juga disebut Peristiwa Madiun adalah pemberontakan komunis yang terjadi pada tanggal 18 September 1948 di kota Madiun. Pemberontakan ini dilakukan oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-partai kiri lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama "Front Demokrasi Rakyat" (FDR). Pemberontakan ini diawali dengan jatuhnya kabinet RI yang pada waktu itu dipimpin oleh Amir Sjarifuddin karena kabinetnya tidak mendapat dukungan lagi sejak disepakatinya Perjanjian Renville. Lalu dibentuklah kabinet baru dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri, namun Amir beserta kelompok-kelompok sayap kiri lainnya tidak setuju dengan pergantian kabinet tersebut. Dalam sidang Politbiro PKI pada tanggal 13-14 Agustus 1948, Musso, seorang tokoh komunis Indonesia yang lama tinggal di Uni Soviet (sekarang Rusia) ini menjelasan tentang “pekerjaan dan kesalahan partai dalam dasar organisasi dan politik” dan menawarkan gagasan yang disebutnya “Jalan Baru