Sejarah Asal Usul Laksmana Dalam Kisah Ramayana
Menurut kitab Purana, Laksmana adalah titisan Sesa. Shesha adalah ular yang mengabdi kepada Dewa Wisnu dan menjadi ranjang ketika Wisnu beristirahat di lautan susu. Shesha menitis pada setiap awataraWisnu dan menjadi pendamping setianya. Dalam Ramayana, ia menitis kepada Laksmana sedangkan dalam Mahabharata, ia menitis kepada Baladewa.
KELUARGA RAMAYANA
Laksmana merupakan putra ketiga Raja Dasarata yang bertahta di kerajaan Kosala, dengan ibukota Ayodhya. Kakak sulungnya bernama Rama, kakak keduanya bernama Bharata, dan adiknya sekaligus kembarannya bernama Satrugna. Di antara saudara-saudaranya, Laksmana memiliki hubungan yang sangat dekat terhadap Rama. Mereka bagaikan duet yang tak terpisahkan. Ketika Rama menikah dengan Sita, Laksmana juga menikahi adik Dewi Sita yang bernama Urmila.
Meskipun keempat putera Raja Dasarata saling menyayangi satu sama lain, namun Satrugna lebih cenderung dekat terhadap Bharata, sedangkan Laksmana cenderung dekat terhadap Rama. Saat Resi Wiswamitra datang meminta bantuan Rama agar mengusir para raksasa di hutan Dandaka, Laksmana turut serta dan menambah pengalaman bersama kakaknya.
Di hutan mereka membunuh banyak rakshasa dan melindungi para resi. Bisa dikatakan bahwa Laksmana selalu berada di sisi Rama dan selalu berbakti kepadanya dalam setiap petualangan Rama dalam Ramayana.
Saat Rama dibuang ke hutan karena tuntutan permaisuri Kekayi, Laksmana mengikutinya bersama Sinta. Ketika Bharata datang menyusul Rama ke dalam hutan dengan angkatan perang Ayodhya, Laksmana mencurigai kedatangan Bharata dan bersiap-siap untuk melakukan serangan.
Rama yang mengetahui maksud kedatangan Bharata menyuruh Laksmana agar menahan nafsunya dan menjelaskan bahwa Bharata tidak mungkin menyerang mereka di hutan, malah sebaliknya Bharata ingin agar Rama kembali ke Ayodhya. Setelah mendengar penjelasan Rama, Laksmana menjadi sadar dan malu.
Selama masa pembuangan, Laksmana membuat pondok untuk Rama dan Sinta. Ia juga melindungi mereka di saat malam sambil berbincang-bincang dengan para pemburu di hutan. Ketika seorang raksasi bernama Surpanaka hendak menyergap Sinta, Laksmana bertindak dan pedangnya melukai hidung Surpanaka. Kemudian Surpanaka lari dan mengadu kepada saudara-saudaranya.
Ketika Sinta meminta Rama untuk menangkap kijang kencana yang diidamkannya, Rama menyuruh Laksmana untuk melindungi Sinta dan tidak membiarkannya berada di pondok sendirian. Kijang kencana tersebut merupakan penjelmaan rakshasa Marica, yang memancing Rama agar ia menjauh dari pondok sehingga memudahkan Rahwana untuk menculik Sinta.
Saat Rama memanah kijang kencana tersebut, hewan itu berubah menjadi rakshasa Marica, dan mengerang dengan suara keras. Sinta yang merasa cemas, menyuruh Laksmana agar menyusul kakaknya ke hutan. Karena teguh dengan tugasnya untuk melindungi Sinta, Laksmana menolak secara halus.
Kemudian Sinta berprasangka bahwa Laksmana memang ingin membiarkan kakaknya mati di hutan sehingga apabila Sinta menjadi janda, maka Laksmana akan menikahinya. Mendengar perkataan Sinta, Laksmana menjadi sakit hati dan bersedia menyusul Rama, namun sebelumnya ia membuat garis pelindung dengan anak panahnya agar makhluk jahat tidak mampu meraih Sinta.
Garis pelindung tersebut bernama Laksmana Rekha, dan sangat ampuh melindungi seseorang yang berada di dalamnya, selama ia tidak keluar dari garis tersebut.
Saat Laksmana meinggalkan Sinta sendirian, rakshasa Rahwana yang menyamar sebagai seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada Sinta. Karena Rahwana tidak mampu meraih Sinta yang berada dalam Lakshmana Rekha, maka ia meminta agar Sinta mengulurkan tangannya.
Pada saat tangan Rahwana memegang tangan Sinta, ia segera menarik Sinta keluar dari garis pelindung dan menculiknya. Rama yang sangat mencintai Sinta, menelusuri hutan Dandaka demi mencari jejaknya. Selama masa pencarian tersebut, Laksmana dengan setia membantu Rama.
PERTEMPURAN BESAR
Setelah mengetahui bahwa Sinta dibawa oleh Rahwana ke Kerajaan Alengka, Rama dan Laksmana beserta pasukan wanara menggempur kerajaan tersebut.
Pada suatu pertempuran, Laksmana dan Rama beserta pasukannya tak berkutik oleh senjata Brahmastra yang dilepaskan Indrajit. Jembawan kemudian menyuruh Hanoman agar membawa tanaman obat yang bernama Sanjiwani di gunung Dronagiri, di deretan pegunungan Himalaya antara puncak Risaba dan Kailasa.
Hanoman melesat ke tempat yang dimaksud tanpa bertanya terlebih dahulu. Karena tidak tahu persis bentuk tanaman yang dimaksud, Hanoman memotong gunung tersebut dan membawanya ke kemah pasukan Rama. Ketika tanaman Sanjiwani itu dioleskan, Rama dan Laksmana beserta para wanara menjadi sembuh dan merasa lebih kuat.
MENGALAHKAN INDRAJIT
Ketika Indrajit melakukan ritual untuk memperoleh kekuatan, Laksmana datang bersama pasukan wanara dan merusak lokasi ritual. Indrajit menjadi marah kemudian perang terjadi. Laksmana yang tidak ingin perang terjadi begitu lama segera melepaskan senjata panah Indrāstra.
Senjata tersebut memutuskan leher Indrajit dari badannya sehingga ia tewas seketika. Atas jasanya tersebut, Rama memuji Laksmana serta para dewa dan gandarwa menjatuhkan bunga dari surga.
Setelah Rahwana berhasil dikalahkan, Rama, Laksmana dan Sinta beserta para wanara pergi ke Ayodhya. Di sana mereka disambut oleh Bharata dan Kekayi. Laksmana hendak dianugerahi Yuwaraja oleh Rama, namun ia menolak karena merasa Bharata lebih pantas menerimanya dibandingkan dirinya, sebab Bharata memerintah Ayodhya dengan baik dan bijaksana selama Rama dan Laksmana tinggal di hutan.
KELUARGA RAMAYANA
Laksmana merupakan putra ketiga Raja Dasarata yang bertahta di kerajaan Kosala, dengan ibukota Ayodhya. Kakak sulungnya bernama Rama, kakak keduanya bernama Bharata, dan adiknya sekaligus kembarannya bernama Satrugna. Di antara saudara-saudaranya, Laksmana memiliki hubungan yang sangat dekat terhadap Rama. Mereka bagaikan duet yang tak terpisahkan. Ketika Rama menikah dengan Sita, Laksmana juga menikahi adik Dewi Sita yang bernama Urmila.
Meskipun keempat putera Raja Dasarata saling menyayangi satu sama lain, namun Satrugna lebih cenderung dekat terhadap Bharata, sedangkan Laksmana cenderung dekat terhadap Rama. Saat Resi Wiswamitra datang meminta bantuan Rama agar mengusir para raksasa di hutan Dandaka, Laksmana turut serta dan menambah pengalaman bersama kakaknya.
Di hutan mereka membunuh banyak rakshasa dan melindungi para resi. Bisa dikatakan bahwa Laksmana selalu berada di sisi Rama dan selalu berbakti kepadanya dalam setiap petualangan Rama dalam Ramayana.
Saat Rama dibuang ke hutan karena tuntutan permaisuri Kekayi, Laksmana mengikutinya bersama Sinta. Ketika Bharata datang menyusul Rama ke dalam hutan dengan angkatan perang Ayodhya, Laksmana mencurigai kedatangan Bharata dan bersiap-siap untuk melakukan serangan.
Rama yang mengetahui maksud kedatangan Bharata menyuruh Laksmana agar menahan nafsunya dan menjelaskan bahwa Bharata tidak mungkin menyerang mereka di hutan, malah sebaliknya Bharata ingin agar Rama kembali ke Ayodhya. Setelah mendengar penjelasan Rama, Laksmana menjadi sadar dan malu.
Selama masa pembuangan, Laksmana membuat pondok untuk Rama dan Sinta. Ia juga melindungi mereka di saat malam sambil berbincang-bincang dengan para pemburu di hutan. Ketika seorang raksasi bernama Surpanaka hendak menyergap Sinta, Laksmana bertindak dan pedangnya melukai hidung Surpanaka. Kemudian Surpanaka lari dan mengadu kepada saudara-saudaranya.
Ketika Sinta meminta Rama untuk menangkap kijang kencana yang diidamkannya, Rama menyuruh Laksmana untuk melindungi Sinta dan tidak membiarkannya berada di pondok sendirian. Kijang kencana tersebut merupakan penjelmaan rakshasa Marica, yang memancing Rama agar ia menjauh dari pondok sehingga memudahkan Rahwana untuk menculik Sinta.
Saat Rama memanah kijang kencana tersebut, hewan itu berubah menjadi rakshasa Marica, dan mengerang dengan suara keras. Sinta yang merasa cemas, menyuruh Laksmana agar menyusul kakaknya ke hutan. Karena teguh dengan tugasnya untuk melindungi Sinta, Laksmana menolak secara halus.
Kemudian Sinta berprasangka bahwa Laksmana memang ingin membiarkan kakaknya mati di hutan sehingga apabila Sinta menjadi janda, maka Laksmana akan menikahinya. Mendengar perkataan Sinta, Laksmana menjadi sakit hati dan bersedia menyusul Rama, namun sebelumnya ia membuat garis pelindung dengan anak panahnya agar makhluk jahat tidak mampu meraih Sinta.
Garis pelindung tersebut bernama Laksmana Rekha, dan sangat ampuh melindungi seseorang yang berada di dalamnya, selama ia tidak keluar dari garis tersebut.
Saat Laksmana meinggalkan Sinta sendirian, rakshasa Rahwana yang menyamar sebagai seorang brahmana muncul dan meminta sedikit air kepada Sinta. Karena Rahwana tidak mampu meraih Sinta yang berada dalam Lakshmana Rekha, maka ia meminta agar Sinta mengulurkan tangannya.
Pada saat tangan Rahwana memegang tangan Sinta, ia segera menarik Sinta keluar dari garis pelindung dan menculiknya. Rama yang sangat mencintai Sinta, menelusuri hutan Dandaka demi mencari jejaknya. Selama masa pencarian tersebut, Laksmana dengan setia membantu Rama.
PERTEMPURAN BESAR
Setelah mengetahui bahwa Sinta dibawa oleh Rahwana ke Kerajaan Alengka, Rama dan Laksmana beserta pasukan wanara menggempur kerajaan tersebut.
Pada suatu pertempuran, Laksmana dan Rama beserta pasukannya tak berkutik oleh senjata Brahmastra yang dilepaskan Indrajit. Jembawan kemudian menyuruh Hanoman agar membawa tanaman obat yang bernama Sanjiwani di gunung Dronagiri, di deretan pegunungan Himalaya antara puncak Risaba dan Kailasa.
Hanoman melesat ke tempat yang dimaksud tanpa bertanya terlebih dahulu. Karena tidak tahu persis bentuk tanaman yang dimaksud, Hanoman memotong gunung tersebut dan membawanya ke kemah pasukan Rama. Ketika tanaman Sanjiwani itu dioleskan, Rama dan Laksmana beserta para wanara menjadi sembuh dan merasa lebih kuat.
MENGALAHKAN INDRAJIT
Ketika Indrajit melakukan ritual untuk memperoleh kekuatan, Laksmana datang bersama pasukan wanara dan merusak lokasi ritual. Indrajit menjadi marah kemudian perang terjadi. Laksmana yang tidak ingin perang terjadi begitu lama segera melepaskan senjata panah Indrāstra.
Senjata tersebut memutuskan leher Indrajit dari badannya sehingga ia tewas seketika. Atas jasanya tersebut, Rama memuji Laksmana serta para dewa dan gandarwa menjatuhkan bunga dari surga.
Setelah Rahwana berhasil dikalahkan, Rama, Laksmana dan Sinta beserta para wanara pergi ke Ayodhya. Di sana mereka disambut oleh Bharata dan Kekayi. Laksmana hendak dianugerahi Yuwaraja oleh Rama, namun ia menolak karena merasa Bharata lebih pantas menerimanya dibandingkan dirinya, sebab Bharata memerintah Ayodhya dengan baik dan bijaksana selama Rama dan Laksmana tinggal di hutan.
Komentar
Posting Komentar