Sejarah Asal Usul Kerajaan Madra Dalam Mahabharata
Kerajaan Madra merupakan salah satu kerajaan kuno yang berada di wilayah India Barat dan muncul dalam kisah Mahābhārata.
Ibukotanya bernama Sagala, dan pada masa sekarang diklaim sebagai Sialkot, di provinsi Punjab, Pakistan.
Dalam Mahabharata dikisahkan, Raja Pandudari Dinasti Kuru menikahi putri dari Madra yang dikenal dengan nama Madri. Dari perkawinan itu lahir sepasang putra kembar, bernama Nakula dan Sahadewa.
Bersama dengan tiga putra Pandu lainnya, mereka disebut dengan istilah Pandawa lima.
Madri memiliki kakak bernama Salya yang menjadi raja menggantikan ayah mereka, Artayana, sebagai raja Madra. Ketika meletus perang besar Salya membawa seluruh pasukan Madra untuk membantu pihak Pandawa.
Namun karena tipu muslihat licik para Korawa, Salya terpaksa membantu pihak tersebut, meskipun restunya selalu untuk Pandawa. Salya akhirnya gugur pada hari ke-18 di tangan Yudistira, pemimpin para Pandawa.
Selain Kerajaan Madra (Purwa Madra atau Madra Timur) dengan Sagala sebagai ibu kotanya, dipercaya ada Kerajaan madra lainnya, yaitu Kerajaan Madra Barat (Apara Madra) dan Kerajaan Madra Utara (Uttara Madra).
VERSI JAWA
Menurut versi pewayangan, khususnya yang berkembang di Jawa, kisah Mahabharata dianggap bukan terjadi di India melainkan benar-benar terjadi di Jawa. Dengan demikian, Kerajaan Madra pun juga dianggap berlokasi di Pulau Jawa. Dalam versi ini nama Madra disebut dengan istilah Mandaraka.
Kerajaan Mandaraka didirikan oleh Bambang Sriati, putra Resi Manumanasa. Selain itu Manumanasa juga memiliki putra lain bernama Satrukem, yang menggantikan kedudukannya sebagai resi di Gunung Saptaarga.
Keturunan Satrukem dan Sriati akhirnya bertemu kembali setelah Pandumenikah dengan Madrim.
Salya kakak Madrim menjadi raja Mandaraka sampai meletusnya peristiwa perang Baratayuda. Dalam perang tersebut Salya terpaksa memihak Korawa dan menghadapi Pandawa.
Ia sempat mewariskan takhta kepada kedua keponakannya, yaitu si kembar Nakula dan Sadewa sebelum akhirnya gugur di tangan Yudistira.
Ibukotanya bernama Sagala, dan pada masa sekarang diklaim sebagai Sialkot, di provinsi Punjab, Pakistan.
Dalam Mahabharata dikisahkan, Raja Pandudari Dinasti Kuru menikahi putri dari Madra yang dikenal dengan nama Madri. Dari perkawinan itu lahir sepasang putra kembar, bernama Nakula dan Sahadewa.
Bersama dengan tiga putra Pandu lainnya, mereka disebut dengan istilah Pandawa lima.
Madri memiliki kakak bernama Salya yang menjadi raja menggantikan ayah mereka, Artayana, sebagai raja Madra. Ketika meletus perang besar Salya membawa seluruh pasukan Madra untuk membantu pihak Pandawa.
Namun karena tipu muslihat licik para Korawa, Salya terpaksa membantu pihak tersebut, meskipun restunya selalu untuk Pandawa. Salya akhirnya gugur pada hari ke-18 di tangan Yudistira, pemimpin para Pandawa.
Selain Kerajaan Madra (Purwa Madra atau Madra Timur) dengan Sagala sebagai ibu kotanya, dipercaya ada Kerajaan madra lainnya, yaitu Kerajaan Madra Barat (Apara Madra) dan Kerajaan Madra Utara (Uttara Madra).
VERSI JAWA
Menurut versi pewayangan, khususnya yang berkembang di Jawa, kisah Mahabharata dianggap bukan terjadi di India melainkan benar-benar terjadi di Jawa. Dengan demikian, Kerajaan Madra pun juga dianggap berlokasi di Pulau Jawa. Dalam versi ini nama Madra disebut dengan istilah Mandaraka.
Kerajaan Mandaraka didirikan oleh Bambang Sriati, putra Resi Manumanasa. Selain itu Manumanasa juga memiliki putra lain bernama Satrukem, yang menggantikan kedudukannya sebagai resi di Gunung Saptaarga.
Keturunan Satrukem dan Sriati akhirnya bertemu kembali setelah Pandumenikah dengan Madrim.
Salya kakak Madrim menjadi raja Mandaraka sampai meletusnya peristiwa perang Baratayuda. Dalam perang tersebut Salya terpaksa memihak Korawa dan menghadapi Pandawa.
Ia sempat mewariskan takhta kepada kedua keponakannya, yaitu si kembar Nakula dan Sadewa sebelum akhirnya gugur di tangan Yudistira.
Komentar
Posting Komentar