Asal Usul Berdirinya Kabupaten Garut Jawa Barat
Konon nama Garut muncul dari suatu ketidaksengajaan, yaitu ketidakfasihan seorang Eropa dalam mengucapkan nama suatu tanaman berduri. Untuk mengetahui hal tersebut, mari kita kembali ke pertengahan abad ke-18..
Di zaman dahulu para pekerja dari bupati Garut (dahulu bernama Kabupaten Limbangan) saat itu, Raden Adipari Aria Adhiwijaja, yang sedang mencari ibu kota untuk Kabupaten Limbangan menemukan Cimurah (sekitar 3 km sebelah timur Suci), tetapi di daerah tersebut air bersih sulit diperoleh.
Kemudian para pekerja mencari ke arah barat Suci, sekitar 5 km dan mendapatkan tempat yang cocok untuk dijadikan ibu kota.
Tempat tersebut berupa dataran yang dikelilingi oleh banyak gunung menarik serta terdapat mata air semacam telaga kecil yang tertutup dengan semak belukar berduri. Saat mereka menemukan telaga tersebut, salah seorang pekerja tergores sampai tangannya berdarah.
Seorang Eropa yang turut dalam rombongan pekerja tersebut bertanya, “Mengapa berdarah?”. Kemudian pekerja tersebut menjawab, “Kakarut” (tergores, red). Seorang Eropa tersebut lalu menirukan kalimat “kakarut” secara tidak fasih sehingga terucap sebagai “gagarut”. Pada akhirnya semak belukar tersebut dinamakan Ki Garut, sebuah pohon berduri yang dalam bahasa latinya disebut Marantha, dan telaga tersebut di beri nama Cigarut, yang kemudian wilayahnya disebut sebagai Garut.
Letak mata air Cigarut tersebut sekarang ditempati bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri I dan II di Jalan Ahmad Yani No. 43 (sebuah tempat yang konon dahulunya sangat angker).
Dengan demikian setelah cetusan nama Garut diresmikan oleh Bupati R.A.A. Adhiwijaja sebagai ibu kota Kabupaten Limbangan, sampai saat ini wilayah tersebut dinamai Kabupaten Garut.
HARI JADI KABUPATEN GARUT
Awalnya pada masyarakat setempat berpendapat bahwa hari jadi Garut jatuh pada tanggal 17 Maret 1913, namun mulai tahun 1963 Hari Jadi Garut diperingati pada tanggal 17 September sesuai dengan temuan tulisan di jembatan Leuwidaun sebelum direnovasi.
Namun penanggalan ini diubah dalam PERDA Kab. DT II Garut No. 11 Tahun 1981 tentang Penetapan Hari Jadi Garut yang diundangkan dalam Lembaran Daerah pada tanggal 30 Januari 1982 dan ditetapkan Hari Jadi Garut itu jatuh pada tanggal 17 Maret 1813.
Namun Hari Jadi Garut diubah menjadi tangga 16 Februari 1813 M, karena Kabupaten Limbangan digantikan oleh Kabupaten Garut dan bupati pertama pasca pembubaran Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut dilantik.
Di zaman dahulu para pekerja dari bupati Garut (dahulu bernama Kabupaten Limbangan) saat itu, Raden Adipari Aria Adhiwijaja, yang sedang mencari ibu kota untuk Kabupaten Limbangan menemukan Cimurah (sekitar 3 km sebelah timur Suci), tetapi di daerah tersebut air bersih sulit diperoleh.
Kemudian para pekerja mencari ke arah barat Suci, sekitar 5 km dan mendapatkan tempat yang cocok untuk dijadikan ibu kota.
Tempat tersebut berupa dataran yang dikelilingi oleh banyak gunung menarik serta terdapat mata air semacam telaga kecil yang tertutup dengan semak belukar berduri. Saat mereka menemukan telaga tersebut, salah seorang pekerja tergores sampai tangannya berdarah.
Seorang Eropa yang turut dalam rombongan pekerja tersebut bertanya, “Mengapa berdarah?”. Kemudian pekerja tersebut menjawab, “Kakarut” (tergores, red). Seorang Eropa tersebut lalu menirukan kalimat “kakarut” secara tidak fasih sehingga terucap sebagai “gagarut”. Pada akhirnya semak belukar tersebut dinamakan Ki Garut, sebuah pohon berduri yang dalam bahasa latinya disebut Marantha, dan telaga tersebut di beri nama Cigarut, yang kemudian wilayahnya disebut sebagai Garut.
Letak mata air Cigarut tersebut sekarang ditempati bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri I dan II di Jalan Ahmad Yani No. 43 (sebuah tempat yang konon dahulunya sangat angker).
Dengan demikian setelah cetusan nama Garut diresmikan oleh Bupati R.A.A. Adhiwijaja sebagai ibu kota Kabupaten Limbangan, sampai saat ini wilayah tersebut dinamai Kabupaten Garut.
HARI JADI KABUPATEN GARUT
Awalnya pada masyarakat setempat berpendapat bahwa hari jadi Garut jatuh pada tanggal 17 Maret 1913, namun mulai tahun 1963 Hari Jadi Garut diperingati pada tanggal 17 September sesuai dengan temuan tulisan di jembatan Leuwidaun sebelum direnovasi.
Namun penanggalan ini diubah dalam PERDA Kab. DT II Garut No. 11 Tahun 1981 tentang Penetapan Hari Jadi Garut yang diundangkan dalam Lembaran Daerah pada tanggal 30 Januari 1982 dan ditetapkan Hari Jadi Garut itu jatuh pada tanggal 17 Maret 1813.
Namun Hari Jadi Garut diubah menjadi tangga 16 Februari 1813 M, karena Kabupaten Limbangan digantikan oleh Kabupaten Garut dan bupati pertama pasca pembubaran Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut dilantik.
Komentar
Posting Komentar